Wednesday, February 25, 2009

Hujan & Salju


Mungkin ada yang tertanya kenapa entri-entri saya lewat kebelakangan ini banyak memaparkan puisi-puisi bertema cinta?

Jawapannya mudah, tanpa cinta manusia itu mampu gersang jiwa dan lumpuh batin.

Namun begitu, saya pinta jangan disempitkan pengertian cinta kita hanya kepada kekasih sahaja. Cinta yang abadi itukan milik DIA. Pinjaman perasaan itu perlulah dijaga dan dipelihara sebaiknya. Semoga kita berjaya memperoleh nikmat Cinta yang sejati.

...sehingga tahap ini, hargailah dia...

Pernah dahulu saya terbaca sebuah puisi di laman sesawang sebuah perkumpulan sastera Indonesia (www.cybersastra.com) iaitu karya berjudul "Kukatakan Padamu" karya Latief bertarikh 18 November 2002. Puisinya simple namun, ada magis yang telah dikenakan pada saya sejak saya membacanya pada tahun 2002.

Bercerita mengenai puisi ini, ada "hak" penulis asal ini dicabul oleh individu tertentu. Yang memalukan individu tersebut adalah orang Malaysia. Bagaimana kalau hak dia pula di"cabul" orang lain?


"Kukatakan Padamu" (Sajak Latief)

Masih sulit kau memahami bibir yang bicara dan berubahnya roman muka
Pandang mataku saat bicara lihat pipiku akan kau lihat ribuan jejakmu
jika enggan untuk bicara diam akan katakan lebih dari maksudnya
Tentu kau tahu api sulit padam jika membara
Besarnya ombak tergantung dari angin yang mendera

Sulit memahami manusia
Mengungkap kesedihan dengan tangis
Mengungkap kebahagiaan dengan tawa
Tetapi keduanya meneteskan air mata

Mengawali hidup dengan rasa sakit, menjalani hidup dengan rasa sakit, dan mengakhiri hidup dengan rasa sakit
Mengawali cinta dengan harapan, menjalani cinta dengan kekhawatiran, dan mengakhiri cinta dengan kekecewaan
Jika awal cinta indah mengapa tidak pada awal dan akhir ceritanya
kesedihan didalamnya pun indah jika benar-benar mencinta
Karena tiap manusia hanya mencintai dirinya

Tak perlu merasa terancam
Aku tidak sedang menodongkan cinta
Aku hanya bercermin padamu
Apa engkau takut pada kata-kata yang terganti tajamnya goresan pena
Jangan mengiba seperti tanah gersang memandang langit
Jangan takut tajamnya pena tak mengiris urat nadi

Yang jauh dari cinta membeku seperti salju dan yang terlalu dekat dengan cinta akan menangis seperti awan
Api menghangatkan tapi jangan terlalu dekat luka bakar selalu terasa menyakitkan

Menurutmu cinta adalah jawaban akhir dari segalanya
Penolakan bukan vonis mati bagi terdakwa, bagiku seperti kebangkitan setelah mati
Awal cerita barulah dimulai

Jika kau bersikeras anggapalah cupid membidikkan panah tidak tepat pada sasarannya
Bila masih sulit untuk percaya,basuhlah muka, hiruplah napas dalam,dan pejamkan mata
Aku belumlah harapkan cinta

dedicated for: Heppy RTS


*** Kredit gambar www.simplegiftsfarm.com/images/winter-sky-thr...

2 comments:

Anonymous said...

Ini puisi yang indah.

rasanya pengungkapan tentang cintanya kelihatan sederhana. tidak terlalu melampau dan tidaklah terlalu biasa.

puisi ini menyeimbangkan eleman cinta itu.

hihi

hani salwah yaakup said...

yeap...memang serdahana tapi yang pasti ia indah

namun yang tak best tu ada org malaysia cuba kata karya ini, karya dia...

memalukan!