Petang ini hujan tiba-tiba mencurah dari langit. Antara titis-titisnya, ada rasa perih yang dibawa bersama. Menjadi penawar untuk sakit-sakit yang masih tersisa. Hujan bulan juni, pernah dipuisikan oleh penyair kegemaran saya, Sapardi Djoko Domono. Segera puisi itu mengacau tangkai hati. Nah, ada juga video yang dihasilkan dedikasi untuk puisi ini. Ah, indah! Syukur Alhamdulilah, saya masih diberi kesempatan kedua untuk bernafas di dunia pinjaman Allah SWT ini. Alhamdulilah.
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
~ Sapardi Djoko Domono~
Kredit gambar : http://www.jennermuseum.com/images/rain.jpg
Kredit gambar : http://www.jennermuseum.com/images/rain.jpg
2 comments:
Hujan membasahi bumi Ilahi mencurahkan rezeki menyubur hasil tani............
Yup...betul tu Amran
Post a Comment